LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
KARBOHIDRAT
NAMA : DEWI SYAMSURYA
NIM : H411 15 021
HARI/ TGL. PERCOBAAN : KAMIS/ 06 OKTOBER 2016
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : ILHAM HAIDIR
LABORATORIUM
BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat
ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan
sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan
glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa
merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia (Djakani, dkk.,
2013).
Pada senyawa yang
termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi, yaitu gugus –OH, gugus aldehida
atau gugus keton. Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai
ukuran molekul yang berbeda-beda. Berbagai senyawa ini dibagi dalam tiga
golongan, yaitu golongan monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
(Poedjiadi dan Supriyanti, 2007).
Amilum
yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai zat pati atau zat tepung yang
merupakan suatu glukosa dan cadangan persediaan makanan bagi tanaman. Poliosa
ini merupakan sumber kalori yang sangat penting untuk tubuh karena sebagian besar
karbohidrat dalam makanan terdapat dalam bentuk amilum. Tanaman yang banyak
mengandung amilum, antara lain ubi kayu, kentang, sagu, dan jenis gandum
(Sumardjo, 2009).
Pada percobaan ini akan dilakukan isolasi kanji atau starch dari kentang untuk diketahui kadar
amilum pada bahan-bahan
makanan dan uji iodida
untuk
starch.
1.2
Maksud
dan Tujuan Percobaan
1.2.1
Maksud
Percobaan
Adapun maksud dilakukannya percobaan ini
adalah untuk mengetahui dan mempelajari lebih jauh mengenai uji atau analisa
karbohidrat melalui metode isolasi starch
dari suatu bahan dan reaksi antara amilum dengan iodida.
1.2.2
Tujuan
Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaannya ini
adalah:
1. Untuk
menentukan kadar amilum pada kentang dengan metode isolasi starch.
2. Untuk
menentukan reaksi perubahan warna pada uji iodida pada starch dalam suasana
asam, basa, dan netral.
1.3 Prinsip Percobaan
1.3.1 Isolasi Kanji (Starch) dari Kentang
Menentukan kadar kanji (starch)
dalam sampel kentang dengan cara isolasi berdasarkan prinsip homogenasi,
penyaringan, suspensi, dekantasi dengan pelarut air dan etanol.
1.3.2 Uji Iodida untuk Starch
Menentukan
reaksi amilum dengan larutan iodin dalam suasana netral, asam dan basa
berdasarkan terbentuknya kompleks iod-amilum.
1.4
Manfaat Percobaan
Percobaan ini
bermanfaat untuk mengetahui kadar amilum pada kentang dengan metode isolasi
kanji (starch) maupun dengan uji
iodida.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
Sebagai salah
satu bahan makanan sumber energi untuk tubuh, karbohidrat tersebar luas di
alam, baik dalam jaringan hewan maupun dalam jaringan tumbuhan. Karbohidrat
tidak hanya penting sebagai sumber energi untuk tubuh, beberapa di antaranya
dapat dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan senyawa-senyawa baru yang
mempunyai kegunaan khusus. Nama karbohidrat dikemukakan pertama kali oleh para
ahli kimia Perancis. Karbohidrat merupakan golongan senyawa-senyawa organik
yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sebenarnya
adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau turunan dari keduanya
(Sumardjo, 2009).
Pada senyawa
yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi, yaitu gugus –OH, gugus
aldehida atau gugus keton. Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat
mempunyai ukuran molekul yang berbeda-beda. Berbagai senyawa ini dibagi dalam
tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
(Poedjiadi dan Supriyanti, 2007).
Monosakarida
adalah karbohidrat yang sederhana, molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom
karbon dan dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi
karbohidrat lain. Golongan monosakarida yang penting, antara lain gukosa,
fruktosa, galaktosa, dan pentosa. Oligosakarida merupakan senyawa yang terdiri
atas beberapa molekul monosakrida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu
dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain
adalah trisakarida yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan
tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida
yang paling banyak terdapat di alam adalah disakarida. Golongan oligosakrida,
antara lain sukrosa, laktosa, maltosa, rafinosa, dan stakiosa (Poedjiadi dan
Supriyanti, 2007).
Polisakarida
umumnya mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada monosakarida dan
oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida disebut
homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Umumnya, polisakarida berupa senyawa berwarna putih, tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan tidak bersifat mereduksi.
Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid
(Poedjiadi dan Supriyanti, 2007).
Polisakarida
berperan sebagai materi simpanan untuk menyediakan gula bagi sel. Tumbuhan
maupun hewan menyimpan gula untuk digunakan nanti dalam bentuk polisakarida
simpanan. Tumbuhan menyimpan pati, polimer dari monomer-monomer glukosa sebagai
granula di dalam struktur selular yang dikenal sebagai plastida. Bentuk
pati yang paling sederhana, yaitu amilosa. Amilopektin merupakan pati yang
lebih kompleks, polimer bercabang dengan tautan
-1,6 glikosidik pada
titik percabangannya. Hewan juga menyimpan polisakarida yang
disebut glikogen, polimer glukosa seperti amilopektin namun lebih bercabang-cabang(Campbell,
dkk., 2010).

Polisakarida lain berperan sebagai materi pembangun bagi
stuktur- stuktur yang melindungi sel atau keseluruhan organisme. Organisme
membangun materi kuat dari polisakarida stuktural. Misalnya, selulsosa yang
merupakan komponen utama yang menyelubungi dinding sel tumbuhan. Semua monomer
glukosa pada selulosa merupakan konfigurasi
, molekulnya berbentuk
lurus, dan tidak pernah bercabang. Polisakarida struktural penting lainnya
adalah kitin. Kitin serupa dengan selulosa, hanya saja monomer glukosa kitin
mengandung nitrogen. Arsitekstur dan fungsi suatu
polisakarida ditentukan oleh monomer-monomer gulanya dan oleh posisi tautan
glikosidiknya (Campbell, dkk., 2010).

2.2 Kentang
2.2.1
Tinjauan Umum
Tanaman kentang
merupakan tanaman berbiji belah yang dibudidayakan di Indonesia. Kentang Solanum tuberosum L. termasuk jenis
tanaman sayuran semusim, berumur pendek, dan berbentuk perdu atau semak.
Umurnya relatif pendek, hanya 90-180 hari. Pada umumnya, tanaman kentang
berasal dari umbi. Umbi kentang merupakan bagian batang yang terbentuk dari
pembesaran ujung stolon. Umbi kentang mengandung karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air. Air merupakan bagian terbesar dari komposisi
tersebut, dapat mencapai 80% (Pitojo, 2004).
Spesies
kentang Solanum tuberosum L.
mempunyai banyak varietas. Umur tanaman kentang bervariasi menurut varietasnya.
Tanaman kentang dapat tumbuh tegak mencapai ketinggian 0,5 m-1,2 m tergantung
varietasnya, misalnya varietas Cipanas mampu tumbuh hingga 56 cm, sementara
varietas Cosima bisa mencapai 75 cm (Samadi, 2007).
Kentang
merupakan sumber karbohidrat yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan, bahan baku
industri, dan pakan ternak. Kentang sebagai komoditas sayuran, selain
dikonsumsi dalam bentuk segar, juga dimanfaatkan sebagai hasil industri makanan
olahan seperti pati (starch) (Martunis, 2012).
2.2.2
Taksonomi
Taksonomi dari
tanaman kentang Solanum tuberosum L
adalah sebagai berikut (Tjitrosoepomo, 2013):
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum L.
2.3 Amilum
Amilum yang
dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai zat pati atau zat tepung yang
merupakan suatu glukosa dan cadangan persediaan makanan bagi tanaman. Pada
tanaman, amilum terutama terdapat pada akar, umbi atau biji tanaman. Poliosa
ini merupakan sumber kalori yang sangat penting untuk tubuh karena sebagian
besar karbohidrat dalam makanan terdapat dalam bentuk amilum. Rasa amilum tidak
manis dan terbentuk pada proses asimilasi dalam tanaman. Tanaman yang banyak
mengandung amilum, antara lain ubi kayu, kentang, sagu, dan jenis gandum (Sumardjo,
2009).
Secara
fisik, granula pati memiliki ukuran yang sangat kecil dengan diameter berkisar
antara 2-100 μm dan warna granula putih. Secara kimiawi, pati merupakan
homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati terdiri dari dua fraksi, yaitu
fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin
(Martunis, 2012).
Pemanfaatan
pati dewasa ini adalah sebagai bahan baku dalam industri makanan, obat-obatan
serta produk non pangan seperti tekstil, kemasan, deterjen, dan sebagainya. Pati
diperoleh melalui proses ekstraksi karbohidrat, yaitu dilakukan pengecilan
ukuran melalui grinding (pemarutan) kemudian diekstrak dengan memakai
pelarut (biasanya air) untuk mengeluarkan kandungan patinya dengan cara
sendimentasi atau pengendapan. Selanjutnya dikeringkan pada suhu dan waktu
tertentu untuk mendapatkan pati yang siap digunakan (Martunis, 2012).
2.4 HCl
Asam klorida atau muriatic acid, chlorhydric acid, dan hydrochloride. Rumus molekul, yaitu HCl,
berbentuk cair dan tidak berbau. Tampilan jernih, tidak berwarna atau kuning
muda, dan cairan berasap (fuming liquid). HCl bersifat korosif, yaitu
bahan bersifat menimbulkan karat yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit
jika tersentuh dan sangat berbahaya jika dihirup, menyebabkan iritasi pada
mata, dan dapat merusak logam (Damanhuri, 2008).
2.5 NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal
sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida merupakan jenis basa logam kaustik.
NaOH terbentuk dari oksida basa
natrium oksida yang
dilarutkan dalam air dan membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan
dalam air. Natrium hidroksida digunakan
dalam berbagai macam bidang industri. Kebanyakan digunakan sebagai basa dalam
proses industri bubur kayu, kertas, tekstil, air minum, sabun, dan deterjen.
Selain itu, natrium hidroksida juga
merupakan basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
(Prasetya, dkk., 2012).
Natrium hidroksida murni
berbentuk padat, berwarna putih, dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan,
butiran, dan larutan jenuh 50 %. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari
udara bebas. Natrium hidroksida juga
sangat larut dalam air dan akan melepaskan kalor ketika dilarutkan dalam air.
Larutan NaOH meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Prasetya,
dkk., 2012).
2.6 Iodin
Iodin
adalah unsur non
logam yang memainkan peran kunci dalam metabolisme manusia,
berwarna ungu gelap alami.
Iodin
dapat dikembangkan sebagai efek
antimikroba. Diyakini
terkait dengan kemampuannya
bahwa
iodin dapat cepat menembus
dinding sel mikroorganisme. Iodin dapat mempengaruhi struktur dan fungsi
enzim dan protein sel dan kerusakan fungsi sel bakteri
dengan menghalangi ikatan hidrogen dan mengubah struktur
membran sehingga dapat mematikan mikroba dan membantu untuk mencegah perkembangan
resistensi bakteri. Tindakan mikrobisida iodin berhubungan dengan beberapa efek toksik langsung pada
dinding sel, bukan melalui jalur molekul tertentu (seperti yang digunakan oleh
antibiotik (Sibbald,
dkk., 2011).
Iodin
hanya larut sedikit dalam air (0,00134 mol/liter pada 25 oC). Namun, larut cukup
banyak dalam larutan yang mengandung ion iodida. Iodin membentuk kompleks
triodida dengan iodida. Iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih
lemah daripada kalium permanganat. Lain pihak, ion iodida adalah agen pereduksi
yang termasuk kuat. Iodin dipergunakan sebagai agen pengoksidasi (idiometri) dan ion iodida dipergunakan
sebagai agen pereduksi (iodometri)
dalam proses analitis. Dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang
cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin.
Substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi
langsung dengan iodin adalah tiosulfat, arsenik (III), antimon (III), sulfida,
sulfit, timah (II), dan ferosianida (Day dan Underwood, 2002).
BAB III
METODE
PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah kentang, etanol 95 %,
larutan amilum 1 % dalam air, HCl 6 M, NaOH 6 M, larutan iodin 0,01
M, aquades,
kertas saring, dan tissue roll.
3.2 Alat Percobaan
Alat yang
digunakan dalam percobaan ini adalah blender, pisau, corong, batang pengaduk,
kain saring, gelas piala 250 mL, gelas ukur 250 mL, tabung reaksi, gelas ukur
100 mL, pipet tetes, neraca ohauss
dan inkubator.
3.3
Prosedur Percobaan
3.3.1
Isolasi Kanji (Starch) dari Kentang
Cara kerja
dari percobaan ini yaitu, kentang dikupas terlebih dahulu sebanyak 80 gram
sampai bersih, dipotong dadu atau menjadi lebih kecil. Kemudian, ditimbang gelas ukur dalam keadaan kosong untuk dilihat berat awal
gelas sebelum dimasukkan kentang ke dalamnya. Gelas ukur ditimbang kembali yang
sudah diisi dengan kentang untuk dilihat berat total kentang dengan gelas ukur.
Setelah berat sesuai, lalu
dihomogenasikan dengan 50 mL akuades dan diblender
hingga halus. Campuran yang sudah diblender kemudian disaring menggunakan kain saring. Lalu
ditampung hasil saringan dengan
gelas piala 250 mL sedangkan residunya dibuang. Campuran
yang telah
disaring ditambahkan dengan 50 mL akuades kemudian diaduk dan
campuran dibiarkan mengendap. Setelah beberapa saat, bagian yang mengendap dilakukan dekantasi dengan penambahan 50 mL aquades. Proses dekantasi dilakukan pengulangan dua kali
dengan yang kedua kalinya dicampurkan dengan 25 mL etanol 95 %.
Sebelum disaring melalui kertas saring, terlebih dahulu ditimbang berat kertas
saring untuk menghitung berat kertas saring sebelum menyaring campuran
tersebut. Setelah ditimbang, campuran tersebut disaring
melalui corong dan kanji atau starch
dikeringkan dengan cara dimasukkan ke dalam inkubator, lalu setelah kering
kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca ohauss.
3.3.2 Uji
Iodida pada Amilum
Disiapkan
3 tabung reaksi. Dipipet 3 mL amilum ke dalam masing-masing tabung reaksi. Pada
tabung reaksi I ditambahan 2 tetes air, tabung reaksi II ditambahkan
2 tetes HCl 6 M dan tabung reaksi III ditambahkan 2 tetes NaOH 6 M.
Masing-masing tabung ditambahkan 1 tetes iodin 0,01 M. Diamati warna yang
terbentuk. Kemudian larutan dipanaskan dan diamati perubahan warnanya. Setelah
itu, larutan didinginkan dan diamati kembali warna yang terbentuk.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N. A.,
Jane, B. R., Lisa, A. U., Michael, L. C., Steven, A. W., Peter, V. M., dan Robert, B.
J., 2010, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Damanhuri, E.,
2008, Diktat Pengeloaan B3:
Sifat dan Karakteristik
Bahan Kimia Berbahaya, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Day,
J. R dan Underwood, A. L., 2002, Analisis
Kimia Kuantitaif Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
Djakani, H.,
Theresia, V. M., dan Yanti, M. W., 2013, Gambaran Kadar Gula Darah Puasa pada Laki-laki Usia
40-59 Tahun. Jurnal e-Biomedik, 1(1): 71-75.
Martunis, 2012, Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap
Kuantitas dan Kualitas Pati Kentang Varietas Granola, Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia, 4(3): 26-30.
Poedjiadi, A.,
dan Supriyanti, F. M. T, 2007, Dasar-dasar
Biokimia, UI-Press, Jakarta.
Pitojo, S., 2004, Benih Kentang, Kanisius, Yogyakarta.
Prasetya, A., Widhiyanuriyawan, D., dan Sugiarto, 2012, Pengaruh Konsentrasi NaOH Terhadap Kandungan
Gas CO2 dalam Proses Purifikasi Biogas Sistem Continue,
Universitas Brawijaya, Malang.
Samadi. B., 2007, Kentang dan Analisis Usaha Tani,
Kanisius, Yogyakarta.
Sibbald,
R. G., Leaper, D. J., dan Queen, D., Iodine Made Easy, Wound Internasional, 2(2):
1-6.
Somardjo,
D., 2009, Pengantar Kimia: Buku Panduan
Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata, EGC,
Jakarta.
Tjitrosoepomo,
G., 2013, Taksonomi Tumbuhan
Spermatophyta, UGM-Pres, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar